2 Dilihat dari sudut pandang berbilangnya asbabun nuzul untuk satu ayat atau berbilangnya ayat untuk asbab an-nuzul. a. Beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat. b. Satu sebab yang melatarbelakangi turunnya beberapa ayat. C. Urgensi Asbab An-nuzul 1. Menegaskan kalau Al-Qur'an benar-benar dari Allah SWT. 2.
Al-Quran diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan mengegakkan asas kehidupan yang didasarkan pada keimanan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala SWT dan risalahNya. Dalam Al-Quran juga memberitahukan hal yang telah lalu, kejadian-kejadian yang sekarang serta berita-berita yang akan mengenai Asbabun Nuzul sangat penting dalam pembahasan ulum al-Qur'an, karena pembahasan ini merupakan kunci pokok dari landasan keimanan terhadap pembuktian bahwa Al-Quran itu benar turunnya dari Allah SWT. Hal itu merupakan pembahasan awal dari Al-Quran guna melangkah kepada pembahasan-pembahasan selanjutnya. Hal itu berpijak pada firman Allah SWT dalam dahulu dipahami pengertian Asbabun Nuzul dan penjelasan sekitar signifikansi Asbabul Nuzul, cara mengetahui Asbabun Nuzul dan hubungan kontekstualitas dengan Asbabun Nuzul. Memahami Ayat-ayat Al-QuranAl-Quran adalah wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam mempelajari Al-Quran, ada satu pokok pembahasan yang sering disebut dengan Asbabun Nuzul digunakan untuk memahami ayat-ayat Al-Quran. Ungkapan asbabun nuzul atau asbab an-nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata "asbab" dan "nuzul". Secara etimologi, asbabun nuzul adalah sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya As- Suyuthi dalam kitabnya Asbabun Nuzul menjelaskan, ilmu asbabun nuzul merupakan rangkaian peristiwa berdasarkan riwayat para sahabat dan tabi'in serta penukilan Al Quran dan as-sunnah. Tidak ada ruang bagi akal di dalamnya kecuali dengan melakukan tarjih antara berbagai dalil atau menghimpun berbagai dalil yang kerap segala fenomena yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu disebut asbabun nuzul, namun dalam pemakaiannya ungkapan asbabun nuzul khusus digunakan untuk menyatakan sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya Al-Quran. Pan Suaidi dalam Jurnal Almufida Jurnal Ilmu Ilmu Keislaman menjelaskan, seperti halnya asbab al-wurud yang secara khusus digunakan untuk mengetahui sebab terjadinya perbedaan redaksional terkait pengertian Asbabun Nuzul di kalangan ulama. Namun, dapat disimpulkan bahwa asbabun nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat Al-Quran dalam rangka menjawab, menjelaskan, dan menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dari kejadian Nuzul juga dapat dikatakan sebagai bahan sejarah yang digunakan untuk memberikan keterangan terhadap turunnya ayat-ayat Al-Quran. Safril dalam jurnal Syahadah menjelaskan, ilmu ini memberikan pemahaman terhadap hubungan nash dan Asbabun Nuzul dan ContohnyaBerdasarkan jumlah sebab dan ayat yang turun, asbabun nuzul dibagi menjadi 2 macam. Sebagai berikut1. Ta'addud Al-Ashbab Wa Al-Nazil WahidTa'addud al-ashbab wa al-nazil wahid adalah beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat atau wahyu. Dalam hal ini, turunnya wahyu bertujuan untuk menanggapi beberapa peristiwa atau sebab. Contohnya dalam Surat al-Ikhlas ayat 1-4قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ - ١ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ - ٢ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ - ٣ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ - ٤Artinya "Katakanlah Muhammad, "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu.Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."Ayat-ayat tersebut diturunkan sebagai tanggapan terhadap orang-orang musyrik Mekkah sebelum Rasulullah SAW melakukan hijrah. Ayat tersebut juga diturunkan kepada kaum ahli kitab yang ditemui di Madinah setelah Rasulullah SAW Ta'adud An-Nazil Wa Al-Asbab WahidTa'adud an-nazil wa al-asbab wahid adalah satu sebab yang melatarbelakangi beberapa ayat. Contohnya terdapat pada surat Ad-Dukhan ayat 10,15, dan 16. Allah SWT berfirmanفَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِى السَّمَاۤءُ بِدُخَانٍ مُّبِيْنٍ - ١٠Artinya "Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas," QS. Ad-Dukhan 10.اِنَّا كَاشِفُوا الْعَذَابِ قَلِيْلًا اِنَّكُمْ عَاۤىِٕدُوْنَۘ - ١٥Artinya "Sungguh kalau Kami melenyapkan azab itu sedikit saja, tentu kamu akan kembali ingkar." QS. Ad-Dukhan 15.يَوْمَ نَبْطِشُ الْبَطْشَةَ الْكُبْرٰىۚ اِنَّا مُنْتَقِمُوْنَ - ١٦Artinya "Ingatlah pada hari ketika Kami menghantam mereka dengan keras. Kami pasti memberi balasan." QS. Ad-Dukhan 16.Asbabun nuzul ketiga ayat tersebut terjadi pada saat kaum Quraisy durhaka kepada Nabi Muhammad SAW. Beliau berdoa agar mereka kaum Quraisy mendapatkan kelaparan sebagaimana pernah terjadi pada zaman Nabi Yusuf AS. Maka, Allah SWT menurunkan penderitaan kepada kaum Quraisy sehingga turunlah QS. Ad-Dukhan ayat para kaum Quraisy menghadap Nabi SAW untuk meminta bantuan. Lalu, Rasulullah SAW berdoa kepada Tuhan untuk diturunkan hujan. Allah SWT lalu menurunkan hujan dan turunlah QS. Ad-Dukhan ayat setelah mereka mendapatkan nikmat dari Allah SWT, mereka kembali sesat dan durhaka maka turunlah ayat ke-16. Dalam riwayat tersebut dijelaskan bahwa siksaat yang dimaksud akan turun saat Perang wallahu a'lam. Semoga bermanfaat dalam sebelum memahami Al-Quran dan isinya. Hanya kepada Allah SWT kita memohon petunjuk dan pertolongan. Amiin.
Asbabunnuzul dapat memudahkan memahami apakah suatu ayat berlaku umum ataupun secara khusus dan dalam kondisi bagaimana ayat tersebut diterapkan. Pengkategorian Asbabun Nuzul Menurut macam-macamnya, asbabun nuzul dapat dikategorikan: Berbilangnya Asbabun nuzul untuk satu ayat ( Ta'ddud A- Sabab Wa Nazil Al-Wahid) -Tidak Mempermaslahkannya
1. Dilihat dari sudut pandang redaksi-redaksi yang dipergunakan dalam riwayat Asbab An-Nuzul. Ada dua jenis redaksi yang digunakan oleh perawi dalam mengungkapkan riwayat Asbab An-Nuzul, yaitu Sharih jelas dan Muhtamilah kemungkinan. Contoh riwayat Asbab An-Nuzul yang menggunakan redaksi sharih adalah sebuah 3 Abu Anwar, Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar, Pekanbaru Amzah, 2012, hlm. 29 4 Ramli Abdul Wahid,Ulumul Qur’an, Jakarta PT Raja Grafindo Persada, 1996, hlm. 40 riwayat yang di bawakan oleh Jabir bahwa orang-orang Yahudi berkata “Apabila seorang suami mendatangi”qubul” istrinya dari belakang, anak yang lahir akan juling”. Turunlah ayat Al-Baqarah 223. Artinya Istri-istrimu adalah seperti tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu sebagaimana saja kamu hendaki.”QS. Al-Baqarah223. Mengenai riwayat Asbab an-Nuzul yang menggunakan redaksi muhtamilah Az-Zarkasi menuturkan dalam kitabnya Al-Burhan fi’ulum Al-Qur’an Artinya “Sebagaimana di ketahui, telah terjadi kebiasaan para sahabat Nabi dan tabi’in, jika seorang di antara mereka berkata,’Ayat ini diturunkan berkenaan dengan..’.Maka yang dimaksud adalah ayat itu mancakup ketentuan hukum tentang ini atau itu, dan bukan bermaksud menguraikan sebab turunnya ayat.”5 2. Dilihat dari sudut pandang berbilangnya Asbab an-Nuzul untuk suatu ayat atau berbilangnya ayat untuk Asbab an-Nuzul. a. Terbilangnya Asbab an-Nuzul untuk satu ayat Ta’addud As- Sabab Wa Nazil Al- Wahid. Adakalanya satu ayat memiliki beberapa versi riwayat Asbab An-Nuzul. Bentuk variasi itu terkadang dalam redaksinya dan terkadang pula dalam kualitasnya. Untuk mengatasi variasi riwayat Asbab an-Nuzul dalam satu ayat dari sisi redaksi, para ulama mengemukakan cara-cara berikut. 1. Tidak mempermasalahkannya Cara ini di tempuh apabila variasi riwayat-riwayat Asbab An-Nuzul ini menggunakan redaksi muhtamilah tidak pasti. Misal satu versi menggunakan redaksi “Ayat ini di turunkan berkenaan dengan...”. dan versi lain menggunakan redaksi “Saya kira ayat ini di turunkan berkenaan dengan...”. Karena yang dimaksud oleh setiap variasi itu hanyalah sebagai tafsir belaka dan bukan sebagai Asbab an-Nuzul. 2. Mengambil versi riwayat Asbab an-Nuzul yang meng-gunakan redaksi syarih. Cara ini digunakan bila salah satu versi riwayat Asbab an-Nuzul itu tidak menggunakan redaksi syarih pasti misalnya riwayat Asbab an-Nuzul yang menceritakan kasus seorang lelaki yang menggauli istrinya dari bagian belakang. Suatu hari Nafi berkata, aku membaca ayat Nisāukum hartsun lakum”. Ibn Umar kemudian berkata “Tahukah engkau mengenai apa ayat ini di turunkan? “Tidak”, jawab Nafi. Ibn Umar menjelaskan “ayat ini diturunkan berkenaan dengan menyetubuhi wanita dari belakang. Dalam salah satu dari riwayat Jabir, dikatakan, “Seorang Yahudi mengatakan bahwa apabila seseorang menyetubuhi istrinya dari belakang, anak yang lahir akan juling. Maka di turunkanlah ayat “Nisā ukum hartsun lakum. Dalam kasus di atas, riwayat Jabirlah yang harus dipakai karena menggunakan redaksi yang sharih pasti. 3. Mengambil versi riwayat yang sahih valid Cara ini digunakan apabila seluruh riwayat itu menggunakan redaksi “Syarih” pasti, tetapi kualitas salah satunya tidak shalih. Misalnya dua riwayat Asbab an-Nuzul kontradiktif yang berkaitan dengan diturunkannya ayat Ad Duha 1-3, Artinya “demi waktu matahari sepenggalah nai., dan demi malam apa bila telah sunyi. Tuhan mu tidak meninggalkan kamu dan tidak pula benci kepadamu. Ad Duha 1-3.6 Adapun terhadap variasi riwayat Asbab an-Nuzul dalam satu ayat, versi yang berkualitas, para ulama mengemukakan langkah-langkah sebagai berikut a Mengambil versi riwayat yang sahih Cara ini mengambil bila terdapat dua versi riwayat tetang Asbab an-Nuzul satu ayat, satu versi berkualitas sahih, sedangkan yang lainnya tidak. Misalnya dua versi riwayat Asbab an-Nuzul kontradiktif untuk surah Ad Duha [93] ayat 1-3. b Melakukan studi selektif tarjih Langkah ini di ambil bila ke dua versi Asbab an-Nuzul yang berbeda-beda itu kualitasnya sama-sama shahih. Contoh Asbab an-Nuzul yang berkaitan dengan turunnya ayat tentang roh. Versi Asbab an-Nuzul yang keluarkan oleh Al-Bukhari dari Ibn Mas’ud mengatakan Artinya “Aku berjalan bersama Rasullulah di Madinah dalam keadaan beliau bertekan pada pelepah kurma. Beliau kemudian melewati sekelompok orang Yahudi. Sebagian dari mereka berkata kepadanya Muhammad. Karena itu, mereka berkata ya Muhammad terangkan kepada kami tetang roh’. Nabi berdiri sejenak sambil mengangkat kepala. saat itu pun aku tahu ternyata beliau pun membacanya. Katakanlah, permasalahan roh adalah sebagian dari urusan Tuhan- ku dan tidak diberikan kepada kamu ilmu, kecuali sedikit Versi Asbab an-Nuzul yang dikeluarkan oleh Bukhari & Tirmidzi dari Ibnu Abbas mengatakan Artinya “Orang-orang Quraisy berkata kepada orang-orag Yahudi, berikan kepada kami tentang sesuatu yang akan ditanyakan kepada lelaki ini Nabi. Mereka menjawab, bertanyalah kepadanya tentang roh. Maka mereka pun bertanya tentangnya kepada Nabi. Maka Allah menurunkan wa yasalunaka’an ar-roh. Riwayat di atas keduanya berstatus sahih. Akan tetapi, mayoritas ulama lebih mendahulukan hadist Bukhari dari pada hadis Tirmidzi, karena hadis Bukhari lebih unggul Tarjih sedangkan hadis Tirmidzi tidak unggul Marjih. Alasannya yang dikemukakan bahwa Ibn Mas’ud menyaksikan kejadian sendiri, sedangkan Ibn Abbas hanya mendengarkan dari orang c Melakukan studi kompromi jama’ Langkah ini diambil bila kedua riwayat yang kontradiktif itu sama-sama memiliki status kesa-hihan hadits yang sederajat dan tidak mungkin dilakukan tarjih. Misalnya, dua versi riwayat Asbab an-Nuzul yang melatar belakangi turunnya ayat muamalah surat an-Nur [24] ayat 6. Dalam versi riwayat Bukhari dan Muslim melalui jalur Shahal Ibn Sa’ad dikatakan bahwa ayat itu turun berkenaan dengan salah seorang sahabat yang bernama Uwaimir yang bertanya kepada Rasullulah tetang apa yang harus dilakukan oleh seorang suami yang men dapatkan istriya berzina dengan orang lain. Akan tetapi, dalam versi Bukhari melalui jalur Ibn Abbas dikatakan bahwa ayat tersebut turun dengan dilatar belakangi oleh kasus Hilal Ibn Umayyah yang menuduh istrinya di depan Rasulullah berzina dengan Sarikh Ibn Sahma’. Kedua riwayat itu benar-benar berkualitas sahih dan tidak mungkin dilakukan studi tarjih antara keduanya. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi kompromi jama’. Dua kejadian itu berdekatan masanya. Oleh karena itu, kita mudah mudah mengkompromikannya. Dalam jangka waktu yang tidak begitu berselang lama, ke dua orang sahabat itu bertanya kepada Rasul tentang masalah serupa, maka turunlah ayat muamalah untuk menjawab kedua orang itu. Dalam kasus ini Al-Khatib berkata “Kedua penanya itu kebetulan bertanya pada satu waktu”. Kalau kedua versi riwayat Asbab an-Nuzul itu sahih atau tidak sahih atau tidak bisa dilakukan studi Tarjih dan Jama’, maka hendaklah kita anggap itu di turunkan berulang kali dalam istilah ilmu al-Qur’an hal itu bisa disebut “Berulangnya turun ayat” Ta’addud an- Nuzul. Sebagai contoh adalah dua versi Asbab an-Nuzul yang melatar belakangi turunya surat Al-Ikhlas [112]. Satu riwayat mengatakan bahwa surat itu turun untuk menjawab pertanyaan kelompok musyrikin Mekah. Riwayat lain mengatakan bahwa surat itu turun untuk menjawab kelompok ahli kitab di Madinah. Karena kedua riwayat sama-sama sahih dan tidak mungkin untuk dilakukan studi tarjih dan jama’. Maka kita anggap bahwa ayat tersebut turun dua b. Variasi Ayat untuk Satu Sebab Ta’addud Nazil wa As-Sabab Al-Wāhid Terkadang suatu kejadian menjadi sebab bagi turunnya, dua ayat atau lebih. Hal ini dalam Ulum Al-Qur’an disebut dengan istilah “Taaddud Nazil wa as-Sabab al-Wāhid” terbilang ayat yang turun, sedangkan sebab turunnya satu. Contoh satu kejadian yang menjadi sebab bagi dua ayat yang diturunkan, sedangkan antara yang satu dengan yang lain nya berselang lama adalah riwayat Asbab an-Nuzul yang diriwayatkan oleh Ibn jarir Ath-Thabranizi,Ath-Thabrani,dan Ibn Mardawiyah dari Ibn Abbas Artinya “ketika Rasulullah duduk dibawah naungan pohon kayu, beliau bersabda, akan datang kepada kamu seorang manusia yang memandangmu dengan dua mata setan, janganlah kalian ajak berbicara apabila ia datang menemuimu. Tidak lama kemudian, datanglah seorang lelaki yang bermata biru. Rasulullah kemudian memanggilnya dan bertanya. Mengapa engkau dan teman-temanmu memakiku? Orang tersebut pergi dan datang kembali beserta teman-temannya. Mereka bersumpah dengan nama Allah bahwa mereka tidak menghina Nabi. Terus menerus mereka mengatakan dengan demikian sampai nabi memaafkannya. Maka turunlah surah At-Taubah [9]ayat 74 mereka orang-orang munafik itu bersumpah dengan nama Allah bahwa mereka tidak mengatakan sesuatu yang menyakitimu. Sesungguhnya mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir sesudah Islam, dan mengingini apa yang mereka tidak dapat mencapainya dan mereka tidak mencela Allah dan rasul-nya, kecuali karena Allah dan rasul-nya telah melimpahkan karunianya kepada mereka. Jika merka ber -taubat lebih baik bagi mereka, dan jika mereka berpaling niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih didunia dan diakhirat; dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pelindung dan tidak pula penolong dimuka bumi. Demikian pula, Al-Hakim meriwayatkan hadits ini dengan redaksi yang sama dan mengatakan, “maka Allah menu-runkan surah Al-Mujadalah [58] ayat 18-19”.
BerbilangnyaAsbab an-Nuzul untuk satu Ayat (Ta'addud As-Sabab wa Nazil Al- wahid) Pada kenyataannya, tidak setiap ayat memiliki riwayat asbab an-Nuzul dalam satu versi. Adakalanya satu ayat memiliki beberapa versi riwayat asbab an-Nuzul. Tentu saja, hal itu tidak akan menjadi persoalan bila riwayat-riwayat itu tidak mengandung kontradiksi.
AsbabunNuzul merupakan bentuk Idhafah dari kata "Asbab" dan "Nuzul". Secara etimologi Asbabun Nuzul adalah sebab-sebab yang melatar belakangi terjadinya sesuatu. Dalam hal ini lebih menekankan pada sebab-sebab turunya ayat-ayat Al-Qur'an. Banyak pengertian terminologi yang dirumuskan oleh para ulama, diantaranya menurut : 1.
AsbabunNuzul atau jika diterjemah ke dalam bahasa melayu sebagai sebab turun. Jika kita tinjau dari pemaknaan bahasa, perkataan ' Nuzul ' bererti menetap di satu tempat atau turun dari tempat yang tinggi. Kata perbuatannya ' nazala ' (نزل) membawa maksud 'dia telah turun' atau 'dia menjadi tetamu'.
4 Dilihat dari Sudut Pandang Berbilangnya Asbabun Nuzul untuk Satu Ayat atau Berbilangnya Ayat untuk Satu Sebab 8 DAFTAR PUSTAKA Drajat Amroeni.2017.Ulumul Qur'an.Depok:Kencana Diposting Oleh Ririn Muktamiroh, 2015, - pada tangga 4 Desember 2019.
ViewASBABUN NUZUL print MATH 101 at SMA Negeri 4 Bekasi. ASBABUN NUZUL MANAJEMEN KEUANGAN SYARI`AH MAKALAH FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM Disusun untuk memenuhi salah satu
- Χид ፒοնοհешυχы еሼоզድ
- ኔаξуւещ եծυшыν
- Σидратεշ ሄይրос
- И οኩи
- Звохриኗ фуф
- Ваթиλепсиλ ኻф
- Ψοмሜባኝ ካοհሞсвի ኯիгናх
- Акле πошоዶу τу
EjlNM. z58jia7325.pages.dev/229z58jia7325.pages.dev/270z58jia7325.pages.dev/237z58jia7325.pages.dev/176z58jia7325.pages.dev/60z58jia7325.pages.dev/194z58jia7325.pages.dev/110z58jia7325.pages.dev/247z58jia7325.pages.dev/147
berbilangnya asbabun nuzul suatu ayat